BLOG DALAM KEADAAN SEDANG DI REPARASI||MOHON MA`AF APABILA MASIH BANYAK KEKURANGAN||TERIMAKASIH TELAH BERKUNJUNG

Undangan Misterius

Undangan Misterius -

Abu Nasher: Bismillah
Assalamu'alaikum
Saya wali santri dari Muhammad Nasher Ibrahim Gultom.
Afwan bisa datang ke rumah saya di perumnas bla bla bla  malam ba'da isya ?

Abu Royhan || Syaiful: Walaikumsalam..

Afwan ana baru buka WA, ana datang kesana untuk apa ya ?

Abu Nasher: Ya nanti juga antum tau kalau sdh sampai

Abu Royhan || Syaiful: InsyaAllah ana dateng, ini undangan untuk semua mudaris atau cuman ana saja ?

Abu Nasher: Antum sajalah yg lain nanti lain waktu

Abu Royhan || Syaiful: Bismillah..
Assalamu'alaikum.
Abu Nasher, afwan malam ini belum bisa datang diundangannya.

Kodarullah ini hujan deras.

Abu Nasher: Jika hujan in syaa Allah berhenti sebelum jam 9 saya harap antum tetap datang, saya tunggu.

Abu Royhan || Syaiful: InsyaAllah.

Sekelumit percakapan undangan misterius yang aku terima, membuat hati berbunga-bunga atau malah penuh dengan tanda tanya ? Untuk menenangkan hatiku, aku coba untuk bercerita ke mudaris yang lainya. Sontak ketika aku menceritakan undangan misterius ini semua malah mengodaku, tau kenapa ?

Ternyata Pak Gultom memiliki anak gadis yang terkenal kecantikanya, banyak Ustadz-Ustadz yang melamar tapi ditolak. Lah ada apa dengan aku yang baru belajar agama dan belum ada seumur jagung berada di mahad ini. Berjumpa dengan Pak Gultom saja aku belum pernah.

Setelah menceritakan ke mudaris yang lain, aku ceritakan lagi undangan ini ke Kakak ku. Kakakku pun mengamini candaan mudaris-mudaris yang sekamar denganku, oiya perlu diketahui mudaris yang tinggal di mahad semua masih lajang. Semakin membuat hati ini semakin berbunga-bunga.

Tak lupa, undangan ini aku ceritakan ke Ustadz di mahad ini. Beliau pun juga menggodaku tentang prihal anak gadisnya yang terkenal kecantikanya. Akhh membuatku tidak bisa tidur ketika membaca kembali undangan itu.

Tapi, ketika aku menceritakan undangan misterius ini ke salah satu mudaris yang sudah menikah, beliau menasehati saya tentang perangai Pak Gultom yang terkenal dengan sikap buruknya.

Ketika mendengar cerita itu aku masih tetap berhusnudzon terhadap Pak Gultom, aku berfikir selama ini aku tidak ada masalah apapun dengan beliau.

Namun setelah tiba pada hari yang ditentukan aku untuk datang kerumahnya, aku telah menyiapkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Kebiasaanku sejak kuliah, selalu memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Inilah yang mungkin terjadi ketika aku datang kerumah Pak Gultom

1. Aku diminta menikahi anak gadisnya.
2. Aku ditanyai tentang mudaris sekamarku yang belum menikah.
3. Aku ditanya tentang perkembangan anaknya.
4. Aku ada masalah dengan Pak Gultom
5. Aku disuruh menjadi ojek anaknya kepondok.

Itulah kemungkinan yang terjadi, sebelum aku berangkat kodarullah hujan lebat. Padahal aku juga ada agenda untuk main futsal dengan ikhwan-ikhwan disini.

Dengan menyiapkan hati yang lapang aku datangi rumah Pak Gultok dengan modal motor inventaris pondok dan alamat yang beliau kasih aku beranikan tekat ini. Ketika sampai diperumahan yang dituju, bermodal tanya sana sini sedikit alhamdulillah alamat yang dituju ketemu.

Tanpa babibu aku langsung mengucapkan salam sebagai bentuk penghormatan bagi siempunya, dengan keadaan rumah yang tergenang air karena hujan yang lebat aku menunggu agak lama diteras rumah.

Akhh pertemuan ini tidak sesuai dengan yang aku pikirkan, aku berfikir akan ada acara keluarga yang menyambutku. Nyatanya ketika itu suasana dingin, banyak nyamuk dan sedikit ngantuk yang aku rasakan.

Karena menghormati Pak Gultom aku rela-relakan menerobos banjir dan gerimis hujan malam itu. Aku pikir aku akan dipersilahkan masuk kedalam rumah.

Aku disambut seorang laki-laki berperawakan putih, lebih muda dari aku namun lebih pendek ketimbang aku. Aku tidak tau siapa laki-laki itu, yang pasti itu bukan Pak Gultom.

Aku dipersilahkan duduk dikursi plastik dan menunggu diteras rumah, beberapa saat kemudian datang laki-laki paruh baya sekitar umur 40-50 tahunan itu perkiraanku.

Nengan suara sengau dan logat orang Sumatra, Pak Gultom bertanya
"Antum yang namanya Abu Royhan Saiful ?"

Dengan suara tegas aku jawab "Naam Abu Nasir."

"Antum tau, kenapa antum diundang kesini ?" Tanya Pak Gultom dengan nada mengintrogasi

Lagi-lagi aku jawab dengan tegas "Afwan, ana belum tau"

Seketika itu aku dihujani pertanyaan mengintrogasi tentang latar belakang ku, aku sudah beberapa kali mengalami pertanyaan introgasi seperti ini, sehingga aku sudah terbiasa menghadapinya.

Dan selanjutnya akan disambung





Artikel Terkait:

0 komentar: