BLOG DALAM KEADAAN SEDANG DI REPARASI||MOHON MA`AF APABILA MASIH BANYAK KEKURANGAN||TERIMAKASIH TELAH BERKUNJUNG

Memperebutkan Ibu

Memperebutkan Ibu -

Berseterunya Saudara Memperebutkan Ibu

Di salah satu pengadilan Qasim, Kerajaan Saudi Arabia, berdirilah Hizan al Fuhaidi dengan air mata yang bercucuran sehingga membasahi janggutnya. Kenapa
demikian? Karrna ia kalah terhadap
perseteruannya dengan saudara
kandungnya sendiri.

Tentang apakah perseteruannya dengan saudaranya sehingga ia bisa begitu bercucuran air mata?

Tentang tanahkah atau warisan yang mereka saling perebutkan?

Bukan karena itu semua! Ia hanya kalah terhadap saudaranya terkait pemeliharaan ibunya yang sudah tua renta & bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yang telah keriput. Seumur hidupnya, beliau tinggal dengan Hizan.yang selama ini menjaganya,,

Tatkala beliau telah manula, datanglah adiknya yang tinggal di kota lain, untuk mengambil ibunya agar tinggal bersamanya, dengan alasan, fasilitas kesehatan dan sebagainya di kota jauh lebih lengkap daripada di desa. Namun Hizan menolak dengan alasan, selama ini ia mampu untuk menjaga ibunya.

Perseteruan ini tidak berhenti sampai di sini. Sampai akhirnya berlanjut ke pengadilan!

Sidang demi siding pun dilalui, hingga sang hakim pun meminta agar sang ibu dihadirkan di majelis. Kedua bersaudara ini membopong ibunya yang sudah tua renta yang beratnya tidak sampai 40 kg!

Sang Hakim bertanya kepadanya, siapa yang lebih berhak tinggal bersamanya. Sang ibu memahami pertanyaan sang hakim, ia pun menjawab , sambil menunjuk ke Hizan, “Ini mata kananku!”
Kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, “Ini mata kiriku!
Sang Hakim berpikir sejenak, kemudian memutuskan hak mengurus ibu tersebut kepada adik Hizan. Ini berdasarkan
kemaslahatan bagi si ibu!

Betapa mulia air mata yang dikucurkan oleh Hizan! Air mata penyesalan karena.tidak bisa memelihara ibunya tatkala beliau telah menginjak usia lanjutnya!

Dan, betapa terhormat dan agungnya sang ibu yang diperebutkan oleh anak-anaknya hingga sedemikian rupa.

Andaikata kita bisa memahami, bagaimana sang ibu mendidik kedua putranya hingga ia menjdi ratu dan mutiara termahal bagi
anak-anaknya! Ini adalah pelajaran mahal tentang berbakti kepada orangtua, khususnya ibu, tatkala durhaka kepada orangtua sudah menjadi budaya.

“Ya Tuhan, anugerahkan kepada kami keridhoan ibu kami dan berilah kami kekuatan agar selalu bisa berbakti kepadanya.”

(Sumber:www.agenbiru.wordpress.co )



Artikel Terkait:

0 komentar: