PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman karet merupakan
salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai
sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah.
Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usahatani karet terus dilakukan terutama
dalam bidang teknologi budidayanya (Anwar, 2001).
Karet adalah tanaman
perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus. Pohon karet pertama kali hanya
tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh
Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana
sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan sehingga sampai sekarang Asia
merupakan sumber karet alami. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman
karet mulai dicoba dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman karet pertama di
Indonesia ditanam di Kebun Raya Bogor (Deptan, 2006).
Indonesia pernah
menguasai produksi karet dunia, namun saat ini posisi Indonesia didesak oleh
dua negara tetangga Malaysia dan Thailand. Lebih dari setengah karet yang
digunakan sekarang ini adalah sintetik, tetapi beberapa juta ton karet alami
masih diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan bahan penting bagi beberapa
industri termasuk otomotif dan militer (Maryadi, 2005).
Tanaman karet ( Hevea
brasilliensis Muell Arg ) adalah tanaman getah-getahan. Dinamakan demikian
karena golongan ini mempunyai jaringan tanaman yang banyak mengandung getah (
lateks ) dan getah tersebut mengalir keluar apabila jaringan tanaman terlukai
(Santosa, 2007).
Tanaman karet berupa
pohon dengan ketinggian bisa mencapai 15 m sampai 25 m. Batang tumbuh lurus dan
memiliki percabangan yang tinggi keatas. Batang tersebut berbentuk silindris
atau bulat, kulit kayunya halus, rata-rata berwarna pucat hingga kecoklatan,
sedikit bergabus (Siregar,1995).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari
penulisan “Teknik Penyadapan
Karet
(Hevea brasilliensis Muell. Arg.) ” ini adalah mengetahui
cara-cara melakukan penyadapan tanaman karet.
Kegunaan Penulisan
-
Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium
Budidaya Kelapa Sawit dan Karet, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
-
Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Nazaruddin dan
Paimin (1998) klasifikasi botani tanaman karet adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Euphorbiales
Famili
:
Euphorbiaceae
Genus
: Hevea
Spesies
: Hevea
braziliensis Muell. Arg.
Daun karet terdiri dari
tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20cm.
Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar.
Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun
berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, tepinya rata dan gundul
(Anwar, 2001).
Tanaman karet merupakan
pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar, tinggi pohon dewasa
mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki
percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan
arah tumbuh tanamanya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung
getah yang dikenal dengan nama lateks ( Http://id.wikipedia.org,
diakses 2 Maret 2010 ).
Sesuai dengan sifat
dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang
batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar. Sistem perakaran yang bercabang
pada setiap akar
utamanya
(Santosa, 2007).
Biji karet terdapat
dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai
dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnaya coklat
kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas
(Aidi dan Daslin, 1995).
Bunga pada tajuk dengan
membentuk mahkota bunga pada setiap bagian bunga yang tumbuh. Bunga berwarna
putih, rontok bila sudah membuahi, beserta tangkainya. Bunga terdiri dari
serbuk sari dan putik (Maryadi. 2005).
Syarat Tumbuh Tanaman
Karet
Iklim
Daerah yang cocok untuk
tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS
dan 150 LU. Diluar itu
pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga
terlambat (Suhendry, I. 2002).
Suhu yang dibutuhkan
untuk tanaman karet 25° C sampai 35 ° C dengan suhu optimal rata-rata 28° C.
Dalam sehari tanaman karet membutuhkan intensitas matahari yang cukup antara 5
sampai 7 jam (Santosa. 2007.).
Curah Hujan
Tanaman karet
memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan
hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering
hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang (Radjam, Syam. 2009.).
Ketinggi Tempat
Pada dasarnya tanaman
karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan
laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh
tanaman karet (Nazaruddin dan F.B. Paimin. 1998.).
Angin
Angin juga mempengaruhi
pertumbuhan tanaman karet. Angin yang kencang dapat mengakibatkan kerusakan
tanaman karet yang berasal dari klon-klon tertentu dalam berbagai jenis tanah,
baik pada tanah latosol, podsolik merah kuning, vulkanis bahkan pada tanah gambut
sekalipun (Maryadi. 2005).
Kecepatan angin yang
terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet Untuk lahan
kering/darat tidak susah dalam mensiasati penanaman karet, akan tetapi untuk
lahan lebak perlu adanya trik-trik khusus untuk mensiasati hal tersebut.
Trik-trik tersebut antara lain dengan pembuatan petak-petak guludan tanam,
jarak tanam dalam barisan agar lebih diperapat. Metode ini dipakai berguna
untuk memecah terpaan angin (Deptan. 2006.).
Tanah
Lahan kering untuk
pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah
dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan perlakuan kimia tanah
agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan lebih
mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya (Aidi dan Daslin, 1995).
Berbagai jenis tanah
dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan
tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika
yang cukup baik terutama struktur,btekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi
dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan
haranya rendah. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya
terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3,
0 – pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0. Sifat-sifat
tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain :
-
Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
-
Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air
-
Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
-
Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro
-
Reaksi tanah dengan pH 4,5 – pH 6,5
-
Kemiringan tanah < 16% dan
-
Permukaan air tanah < 100 cm
(Anwar, 2001).
PEMELIHARAAN TANAMAN KARET
Pemeliharaan yang umum
dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian gulma, pemupukan
dan pemberantasan penyakit tanaman (Deptan, 2006).
Pengendalian Gulma
Areal pertanaman karet,
baik tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman sudah menghasilkan (TM)
harus bebas dari gulma seperti alang alang,Mekania, Eupatorium, dll
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik (Maryadi, 2005).
Program Pemupukan
Selain pupuk dasar yang
telah diberikan pada saat penanaman, program pemupukan secara berkelanjutan
pada tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua kali
pemberian dalam setahun. Jadwal pemupukan pada semeseter I yakni pada
Januari/Februari dan pada semester II yaitu Juli/Agustus. Seminggu sebelum
pemupukan, gawangan lebih dahulu digaru dan piringan tanaman dibersihkan.
Pemberian SP-36 biasanya dilakukan dua minggu lebih dahulu dari Urea dan KCl.
Sementara itu untuk tanaman kacangan penutup tanah, diberikan pupuk RP sebanyak
200 kg/ha, yang pemberiannya dapat dilanjutkan sampai dengan tahun ke-2 (TBM-2)
apabila pertumbuhannya kurang baik (Nazaruddin dan Paimin, 1998).
Pemberantasan Penyakit
Tanaman
Penyakit karet sering
menimbulkan kerugian ekonomis di perkebunan karet. Kerugian yang ditimbulkannya
tidak hanya berupa kehilangan hasil akibat kerusakan tanaman, tetapi juga biaya
yang dikeluarkan dalam upaya pengendaliannya. Oleh karena itu langkah-langkah
pengendalian secara terpadu dan efisien guna memperkecil kerugian akibat
penyakit tersebut perlu dilakukan. Lebih 25 jenis penyakit menimbulkan
kerusakan di perkebunan karet. Penyakit tersebut dapat digolongkan berdasarkan
nilai kerugian ekonomis yang ditimbulkannya. Penyakit tanaman karet yang umum ditemukan
pada perkebunan adalah :
a. Jamur Akar
Putih (Rigidoporus microporus)
Penyakit akar putih
disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus (Rigidoporus lignosus). Penyakit
ini mengakibatkan kerusakan pada akar tanaman. Gejala pada daun terlihat pucat
kuning dan tepi atau ujung daun terlipat ke dalam. Kemudian daun gugur dan ujung
ranting menjadi mati. Ada kalanya terbentuk daun muda, atau bunga dan buah
lebih awal. Pada perakaran tanaman sakit tampak benang-benang jamur berwarna
putih dan agak tebal (rizomorf). Jamur kadang-kadang membentuk badan buah mirip
topi berwarna jingga kekuning-kuningan pada pangkal akar tanaman. Pada serangan
berat, akar tanaman menjadi busuk sehingga tanaman mudah tumbang dan mati.
Kematian tanaman sering merambat pada tanaman tetangganya. Penularan jamur
biasanya berlangsung melalui kontak akar tanaman sehat ke tunggultunggul, sisa
akar tanaman atau perakaran tanaman sakit. Penyakit akar putih sering dijumpai
pada tanaman karet umur 1-5 tahun terutama pada pertanaman yang bersemak,
banyak tunggul atau sisa akar tanaman dan pada tanah gembur atau berpasir.
Pengobatan tanaman sakit sebaiknya dilakukan pada waktu serangan dini untuk
mendapatkan keberhasilan pengobatan dan mengurangi resiko kematian tanaman.
Bila pengobatan dilakukan pada waktu serangan lanjut maka keberhasilan
pengobatan hanya mencapai di bawah 80%. Cara penggunaan dan jenis fungisida
anjuran yang dianjurkan adalah :
Pengolesan
: Calixin
CP, Fomac 2, Ingro Pasta 20 PA dan Shell CP.
Penyiraman
: Alto 100 SL, Anvil 50 SC, Bayfidan 250 EC, Bayleton
250 EC, Calixin 750 EC, Sumiate 12,5 WP dan
Vectra 100 SC.
Penaburan
: Anjap P, Biotri P, Bayfidan 3 G, Belerang dan Triko SP+
b. Kekeringan Alur
Sadap (Tapping Panel Dryness, Brown Bast)
Penyakit kekeringan
alur sadap mengakibatkan kekeringan alur sadap sehingga tidak mengalirkan
lateks, namun penyakit ini tidak mematikan tanaman. Penyakit ini disebabkan
oleh penyadapan yang terlalu sering, terlebih jika disertai dengan penggunaan
bahan perangsang lateks ethepon. Adanya kekeringan alur sadap mula-mula
ditandai dengan tidak mengalirnya lateks pada sebagian alur sadap. Kemu-dian
dalam beberapa minggu saja kese-luruhan alur sadap ini kering tidak
me-ngeluarkan lateks. Bagian yang kering akan berubah warnanya menjadi cokelat
karena pada bagian ini terbentuk gum (blendok). Kekeringan kulit tersebut dapat
meluas ke kulit lainnya yang seumur, tetapi tidak meluas dari kulit perawan ke
kulit pulihan atau sebaliknya. Gejala lain yang ditimbulkan penyakit ini adalah
terjadinya pecah-pecah pada kulit dan pembengkakan atau tonjolan pada batang
tanaman. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan:
Menghindari penyadapan
yang terlalu sering dan mengurangi pemakaian Ethepon terutama pada klon yang
rentan terhadap kering alur sadap yaitu BPM 1, PB 235, PB 260, PB 330, PR 261
dan RRIC 100. Bila terjadi penurunan kadar karet kering yang terus menerus pada
lateks yang dipungut serta peningkatan jumlah pohon yang terkena kering alur
sadap sampai 10% pada seluruh areal, maka penyadapan diturunkan intensitasnya
dari 1/2S d/2 menjadi 1/2S d/3 atau 1/2S d/4, dan penggunaan Ethepon dikurangi
atau dihentikan untuk mencegah agar pohon-pohon lainnya tidak mengalami kering
alur sadap. Pengerokan kulit yang kering sampai batas 3-4 mm dari kambium
dengan memakai pisau sadap atau alat pengerok. Kulit yang dikerok dioles dengan
bahan perangsang pertumbuhan kulit NoBB atau Antico F-96 sekali satu bulan
dengan 3 ulangan. Pengolesan NoBB harus diikuti dengan penyemprotan pestisida
Matador 25 EC pada bagian yang dioles sekali seminggu untuk mencegah masuknya
kumbang penggerek. Penyadapan dapat dilanjutkan di bawah kulit yang kering atau
di panel lainnya yang sehat dengan intensitas rendah (1/2S d/3 atau 1/2S d/4).
Hindari penggunaan Ethepon pada pohon yang kena kekeringan alur sadap. Pohon yang
mengalami kekeringan alur sadap perlu diberikan pupuk ekstra untuk mempercepat
pemulihan kulit (Aidi dan Daslin, 1995).
KRITERIA BIDANG SADAP
Tanaman karet siap
sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap pohon tercapai apabila sudah
mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan dan
kesehatan tanaman. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan
berdasarkan “umur dan lilit batang”. Diameter untuk pohon yang layak sadap
sedikitnya 45 cm diukur 100 cm dari pertautan sirkulasi dengan tebal kulit
minimal 7 mm dan tanaman tersebut harus sehat. Pohon karet biasanya dapat
disadap sesudah berumur 5-6 tahun. Semakin bertambah umur tanaman semakin
meningkatkan produksi lateksnya
(Santosa, 2007).
Mulai umur 16 tahun
produksi lateksnya dapat dikatakan stabil sedangkan sesudah berumur 26 tahun
produksinya akan menurun.
Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium dengan menggunakan pisau sadap. Jika penyadapan terlalu dalam dapat membahayakan kesehatan tanaman, dan juga untuk mempercepat kesembuhan luka sayatan maka diharapkan sadapan tidak menyentuh kayu (xilem) akan tetapi paling dalam 1,5 mm sebelum kambium (Radjam, 2009).
Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium dengan menggunakan pisau sadap. Jika penyadapan terlalu dalam dapat membahayakan kesehatan tanaman, dan juga untuk mempercepat kesembuhan luka sayatan maka diharapkan sadapan tidak menyentuh kayu (xilem) akan tetapi paling dalam 1,5 mm sebelum kambium (Radjam, 2009).
Sadapan dilakukan
dengan memotong kulit kayu dari kiri atas ke kanan bawah dengan sudut
kemiringan 30˚ dari horizontal dengan menggunakan pisau sadap yang berbentuk V.
Semakin dalam sadapan akan menghasilkan banyak lateks. Pada proses penyadapan
perlu dilakukan pengirisan. Bentuk irisan berupa saluran kecil, melingkar batang
arah miring ke bawah.. Melalui saluran irisan ini akan mengalir lateks selama
1-2 jam. Sesudah itu lateks akan mengental. Lateks yang yang mengalir tersebut
ditampung ke dalam mangkok aluminium yang digantungkan pada bagian bawah bidang
sadap. Sesudah dilakukan sadapan, lateks mengalir lewat aluran V tadi dan
menetes tegak lurus ke bawah yang ditampung dengan wadah (Anwar, 2001).
WAKTU PENYADAPAN
Waktu penyadapan yang
baik adalah jam 5.00 – 7.30 pagi dengan dasar pemikirannya:
Jumlah lateks yang
keluar dan kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh tekanan turgor sel
Tekanan turgor mencapai
maksimum pada saat menjelang fajar, kemudian menurun bila hari semakin siang
Pelaksanaan penyadapan
dapat dilakukan dengan baik bila hari sudah cukup terang
(Nazaruddin dan
Paimin, 1998).
Tanda-tanda kebun mulai
disadap adalah umur rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1 hektar sudah
mencapai lingkar batang 45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1 hari
atau 2 hari setengah lingkar batang, denga sistem sadapan/rumus S2-D2 atau
S2-D3 hari (Maryadi, 2005).
Waktu bukaan sadap
adalah 2 kali setahun yaitu, pada (a) permulaan musim hujan (Juni) dan (b)
permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober). Oleh karena itu, tidak
secara otomatis tanaman yang sudah matang sadap lalu langsung disadap, tetapi
harus menunggu waktu tersebut di atas tiba (Anwar, 2001).
BAGIAN-BAGIAN TANAMAN
KARET YANG DISADAP
Tanaman karet siap
sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap pohon tercapai apabila sudah
mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan dan
kesehatan tanaman. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan
berdasarkan “umur dan lilit batang”. Diameter untuk pohon yang layak sadap
sedikitnya 45 cm diukur 100 cm dari pertautan sirkulasi dengan tebal kulit minimal
7 mm dan tanaman tersebut harus sehat. Pohon karet biasanya dapat disadap
sesudah berumur 5-6 tahun. Semakin bertambah umur tanaman semakin meningkatkan
produksi lateksnya. Mulai umur 16 tahun produksi lateksnya dapat dikatakan
stabil sedangkan sesudah berumur 26 tahun produksinya akan menurun (Santosa,
2007).
Penyadapan dilakukan
dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium dengan menggunakan pisau
sadap. Jika penyadapan terlalu dalam dapat membahayakan kesehatan tanaman, dan
juga untuk mempercepat kesembuhan luka sayatan maka diharapkan sadapan tidak
menyentuh kayu (xilem) akan tetapi paling dalam 1,5 mm sebelum cambium (Aidi
dan Daslin, 1995).
Sadapan dilakukan
dengan memotong kulit kayu dari kiri atas ke kanan bawah dengan sudut
kemiringan 30˚ dari horizontal dengan menggunakan pisau sadap yang berbentuk V.
Semakin dalam sadapan akan menghasilkan banyak lateks. Pada proses penyadapan
perlu dilakukan pengirisan. Bentuk irisan berupa saluran kecil, melingkar
batang arah miring ke bawah.. Melalui saluran irisan ini akan mengalir lateks
selama 1-2 jam. Sesudah itu lateks akan mengental. Lateks yang yang mengalir
tersebut ditampung ke dalam mangkok aluminium yang digantungkan pada bagian
bawah bidang sadap. Sesudah dilakukan sadapan, lateks mengalir lewat aluran V
tadi dan menetes tegak lurus ke bawah yang ditampung dengan wadah (Maryadi,
2005).
PEMULIHAN BIDANG SADAP
Lateks adalah getah
seperti susu dari banyak tumbuhan yang membeku ketika terkena udara. Ini
merupakan emulsi kompleks yang mengandung protein, alkaloid, pati, gula,
minyak, tanin, resin, dan gom. Pada banyak tumbuhan lateks biasanya berwarna
putih, namun ada juga yang berwarna kuning, jingga, atau merah Untuk memperoleh
hasil sadap yang baik, penyadapan harus mengikuti aturan tertentu agar
diperoleh hasil yang tinggi, menguntungkan, serta berkesinambungan dengan tetap
memperhatiakan faktor kesehatan tanaman agar tanaman dapat berproduksi secara
optimal dan dalam waktu yang lama (Siregar,
1995).
Dalam praktiknya untuk
kelangsungan produksi, hal yang sangat mendasar adalah di dalam pemulihan
bidang sadap. Agar bidang sadap dapat kembali pulih tentu ada yang dipelukan di
dalam penyadapanya. Menghindari penggunaan Ethepon pada pohon yang kena
kekeringan alur sadap adalahsalah satu cara agar bidang sadp dapat kembali
pulih dan pohon yang mengalami kekeringan alur sadap perlu diberikan pupuk
ekstra untuk mempercepat pemulihan
kulit
(Santosa, 2007 ).
Memperistirahtkan
tanaman dalam waktu tertentu juga merupakan konsep pemulihan bidang
sadap, karena tanaman akan mengoptimalakan kembali bagian-bagian tanaman yang
telah mengalami pelukaan. Begitu juga dengan pemberian unsur hara untuk
kelnjutan tanaman itu sendiri sehingga pertumbuhanya akan lebih optimal
tentunya pemulihan bagian-bagian yang
disadap
(Nazaruddin dan Paimin, 1998).
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C., 2001.
Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet. Pusat Penelitian Karet. Medan.
Aidi dan Daslin., 1995.
Pengelolaan Bahan Tanam Karet. Pusat Penelitian Karet. Balai Penelitian
Sembawa. Palembang.
Deptan., 2006. Basis
Data Statistik Pertanian (http://www.database.deptan.go.id/).
Diakses tanggal 5 Mei 2009.
Http://id.wikipedia.org/wiki/Para_(pohon),
diakses 2 Maret 2010.
Maryadi., 2005.
Manajemen Agrobisnis Karet. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Nazaruddin dan F.B.
Paimin., 1998. Karet. Penebar Swadaya. Jakarta.
Radjam, S., 2009.
Musuh-musuh penyadap karet. (http://www.prabumulihdusunlaman.blogspot.com).
Diakses tanggal 5 Mei 2009.
Santosa. 2007., Karet.
(http://id.wikipedia.org/wiki/karet).
Diakses tanggal 21 Maret 2009.
Siregar, T.H.S., 1995.
Teknik Penyadapan Karet. Kanisius, Yogyakarta.
Suhendry, I., 2002.
Kajian finansial penggunaan klon karet unggul generasi IV. Warta Pusat
Penelitian Karet. 21 : 1- 3.
3 komentar:
SALAM KENAL SEMUA,…!!! SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
Saya Sangat BerTerima kasih Atas Bantuan Angka Ritual AKI…Angka AKI KANJENG Tembus 100%…Saya udah kemana-mana mencari angka yang mantap selalu gak ada hasilnya…sampai- sampai hutang malah menumpuk…tanpa sengaja seorang teman lagi cari nomer jitu di internet…Kok ketemu alamat KI KANJENG..Saya coba beli Paket 2D ternyata Tembus…dan akhirnya saya pun membeli Paket 4D…Bagai di sambar Petir..Ternyata Angka Ritual Ghoib KI KANJENG…Tembus 4D…Baru kali ini saya mendapat angka ritual yang benar-benar Mantap…Bagi saudara yang ingin merubah Nasib anda seperti saya…Anda Bisa CALL/SMS Di Nomer KI KANJENG DI 085-320-279-333.(((Buktikan Aja Sendiri Saudara-Saudari)))
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
Terima Kasih atas infonya,sangat penting sekali gan....
Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!
✅ BONUS TURN OVER 0.3%
✅ BONUS REFFERAL 15%
✅ WIN RATE GAME 96,9%
✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK
Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
WHATSAPP +62 821-4331-1663
Link Alternatif :
- www.marioqq88. org
Posting Komentar