Analisa
Usaha Kambing Etawa
1. Masa produktif
kambing betina dan pejantan adalah 5 tahun. Pembelian kambing etawa
adalah kambing yang tergolong dara atau kambing yang siap untuk
beranak. Jadi waktu penantian peternak tidak terlalu lama.
2. Waktu
pemeliharaan adalah 5 tahun.
3. Upah tenaga
kerja atau gaji berdasar hitungan apabila kita membeli pakan ternak
4. Induk dapat
beranak 3 kali dalam 2 tahun. Dan dalam sekali beranak dihitung
rata-rata 2 ekor per kelahiran. Kelahiran 1 dan 3 ekor per kelahiran
diabaikan.
5. Jumlah cempe
yang akan di hasilkan selama 5 tahun adalah : 15 ekor x 22 induk =
330 ekor cempe.
6. Angka kematian
10%, sehingga diperkirakan kematian maksimal adalah sebanyak 33 ekor.
7. 1 (satu) ekor
kambing etawa diperkirakan menghasilkan 7,5 kg pupuk kandang per
bulan. Kotoran dari cempe di kesampingkan. Asumsi harga pupuk kandang
di pasaran jogjakarta Rp. 200/kg.
8. 1 (satu) ekor
kambing etawa diperkirakan dapat menghasilkan urine sebanyak 30 liter
per bulan, dengan asumsi harga urine di pasaran Rp.1500/liter.
9. Harga cempe
mengacu pada kriteria kambing standart yang terjadi di pasaran
kaligesing, Jogjakarta. Harga cempe kepala hitam istimewa
dikesampingkan. Karena harga tersebut tidak dapat dijadikan acuan
dalam perhitungan ini. Harga patokan di ambil kisaran bulan juli
2007.
10. Hasil analisa
ini masih belum memperhitungkan hasil penjualan susu pada saat induk
kambing etawa bisa di perah selama masa menyusui .
Analisa ini hanya
berdasar pengalaman yang saya terapkan dilingkungan peternak Desa
Donorejo ,Kec Kaligesing,Kab Purworejo
A. INVESTASI
TETAP
# Kambing betina
22 ekor @ Rp. 4.000.000
22 ekor x Rp.
4.000.000
= Rp. 88.000.000
# Kambing jantan
2 ekor @ Rp. 3.500.000
2 ekor x Rp.
3.500.000
= Rp. 7.000.000
# Kandang 4 unit
@ Rp. 5.000.000
4 unit x Rp.
5.000.000
= Rp. 20.000.000
# Peralatan
kandang Rp. 500.000
Total investasi
tetap:
Rp. 88.000.000 +
Rp. 7.000.000 + Rp. 20.000.000 + Rp. 500.000
= Rp. 115.500.000
B. BIAYA PRODUKSI
# Biaya
pemeliharaan kambing induk (24 ekor)
- Gaji
karyawan/biaya pakan
Rp. 1.400.000 :
30 hari 24 ekor
= Rp.
2000/ekor/hari
Total biaya
pemeliharaan induk per 5 tahun adalah
Rp. 2.000 x 5
tahun x 12 bulan x 24 ekor x 30 hari
= Rp. 86.400.000
C. PROYEKSI
PENDAPATAN
# Penjualan cempe
300 ekor x Rp.
1.500.000
= Rp. 450.000.000
# Penjualan induk
afkir
24 ekor x Rp.
1.500.000
= Rp. 36.000.000
# Penjualan pupuk
kandang
7,5 kg x 12 bulan
x 5 tahun x Rp. 200 x 24 ekor
= Rp. 2.160.000
# Penjualan urine
30 liter x 12
bulan x 5 tahun x Rp. 1500 x 24 ekor
= Rp. 64.800.000
D. REKAPITULASI
PENDAPATAN
1. Biaya-biaya:
- Biaya investasi
Rp. 115.500.000
- Biaya
pemeliharaan selama 5 tahun Rp. 86.400.000
Total biaya Rp.
201.900.000
2. Pendapatan;
- Penjualan cempe
Rp. 450.000.000
- Penjualan induk
afkir Rp. 36.000.000
- Penjualan pupuk
kandang Rp. 2.160.000
- Penjalan urine
Rp. 64.800.000
Total pendapatan
Rp. 552.960.000
Keuntungan yang
bisa diperoleh adalah sbb:
Rp. 552.960.000 –
Rp. 201.900.000
= Rp. 351.060.000
Penghasilan per
bulan
Rp. 351.060.000:
5 tahun : 12 bulan
= Rp. 5.851.000
Dengan 22 ekor
betina kita per bulan mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 6.211.00
Estimasi keuntungan tersebut belum termasuk kalau hasil cempe yang di
keluarkan berkualitas super. Karena pada dasarnya harga cempe yang
bener-bener super itu tidak ada batasannya. sebagai gambaran, penulis
pernah menjual cempe jantan umur 3 bulan dengan harga 7,5 juta
seekor.
Dan estimasi ini
termasuk kalo kita asumsikan membeli pakan sendiri satu ekor kambing
dengan harga Rp 1,500/ ekor perhari walaupun pada kenyataanya saya
sendiri untuk biaya pakan ternak hanya membutuhkan uang Rp
20.000.jadi barometer penghasilan tersebut di atas adalah harga yang
paling bawah (rp.1,5jt)
BUDIDAYA TANAMAN
KAKAO
(Theobroma
cacao)
Oleh : Dr. Ir.
Listyanto, MSc *)
1.
Kriteria Iklim dan Kondisi Lokasi.
Kakao:bercurah
hujan 1.100-3.000 mm/tahun memiliki keasaman (pH) 6-7,5,
kedalam air tanah diisyaratkan minimal 3 m, tanaman dapat tumbuh pada
pH tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4; suhu
udara ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 30-32 derajat C
(maksimum) dan 18-21 derajat C (minim) ketinggian 100-700 m
dpl. tanaman kakao memerlukan penyinaran lebih banyak
namun intensitas sedang maka perlu
Melihat
persyaratan pada masing-masing komodite tersebut secara garis
besar wilayah indonesia cocok untuk pertumbuhan komodite perkebunan
tersebut. Namun tidak setiap wilayah cocok dengan komodite tersebut.
Karena kecocokan komodite tergantung dari kondisi iklim seperti suhu,
curah hujan, ketinggian, kemiringan tanah dan yang lebih utama adalah
kandungan unsur hara tanah sebagai media tumbuh.
Kondisi
Lahan.
1) Penyiapan
Lahan Penanaman.
Lahan perkebunan
sawit, kakao dapat berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan,
bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus
dibuat teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan
25-60% harus dibuat teras individu.
2)
Pembukaan Lahan
Cara penyiapan
lahan dapat dengan cara pembersihan selektif dan pembersihan total.
Alang-alang di tanah tegalan harus dibersihkan/ dimusnahkan supaya
tanaman kakao dan pohon naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar
pembuangan air, saluran drainase yang secara alami telah ada harus
dipertahankan dan berfungsi baik.
3.1. Pembibitan.
Perbanyakan
tanaman kakao lebih sering dilakukan dengan cara generatif karena
bibit dihasilkan dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.
1). Persyaratan
Benih
Benih yang baik
berasal dari buah berbentuk normal, sehat dan masak di pohon Buah
tersebut berwarna kuning, jika diguncang timbul suara dan jika
diketuk dengan tangan timbul gema. Bibit yang baik harus memenuhi
persyaratan, antara lain:
a)
Pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak terlalu jagur.
b)
Bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya.
c)
Berumur 4–6 bulan.
2). Penyiapan
Benih
Buah dipotong
membujur, lalu benih yang berada di bagian tengah diambil sebanyak
20-25. Bersihkan lendir buah dengan meremas-remasnya dalam serbuk
gergaji lalu dicuci dengan air dan direndam dengan fungisida. Benih
dijemur di bawah sinar matahari. Benih yang baik memiliki daya
kecambah sedikitnya 80%.
3). Teknik
Penyemaian Benih.
Lokasi bedengan
persemaian dibersihkan dari pohon dan rumput serta batu dan kerikil.
Ukuran bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m dan tinggi 10 cm arah
utara-selatan. Tanah bedengan dicangkul 30 cm, setelah dirapikan
diberi lapisan pasir 5-10 cm dan tepi bedengan diberi dinding penahan
dari kayu/batu bata. Bedengan diberi naungan dari anyaman daun
alang-alang, kelapa/tebu dengan tinggi atap di sisi Timur 1,5 m dan
di sisi Barat 1,2 m. Sebelum disemai benih dicelup ke dalam
formalin 2,5% selama 10 menit. Benih dibenamkan (mata benih
diletakkan di bagian bawah) ke dalam lapisan pasir sedalam 1/3 bagian
dengan jarak tanam 2,5 x 5 cm. Segera setelah penyemaian, benih
disiram. Penyiraman selanjutnya dilakukan dua kali sehari dan
disemprot insektisida jika perlu. Keping biji terbuka tidak serentak
sehingga perlu dibantu dengan tangan. Setelah 4-5 hari di persemaian
benih sudah berkecambah dan siap dipindahtanamkan ke polybag.
4). Penyiapan
tanah di polybag:
·
Tanah sebagai isi polybag dipersiapkan dengan baik, komposisi yang
baik terdiri dari : 50 % tanah subur, 25 % pupuk kandang, 25 %
pasir. yang telah dicampur kemudian media ini diayak.
·
Hasil ayakan disemprotkan secara lamat-lamat dan merata larutan pupuk
Bio
P 2000 Z
( pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit + air dengan perbandingan 1 : 1
: 200 ).
·
Kemudian masukkan media tanah tersebut ke dalam polybag 20 x 30
cm sampai 1-2 cm sampai 2 cm di bawah tepi polybag.
·
Kecambah yang memenuhi syarat untuk dipindahkan ke dalam pembibitan
berkecambah pada hari ke 4-5 dan akarnya lurus. Satu kecambah kakao
dimasukkan ke dalam lubang sedalam telunjuk, lalu lubang ditutup
dengan media.
·
Polybag berisi kecambah disimpan di lokasi pembibitan dengan jarak 60
cm dalam pola segitiga sama sisi. Supaya tidak bergerak, polibag
diletakkan di dalam alur sedalam 5 cm atau ditimbun dengan tanah
secukupnya.
·
Pembibitan dinaungi oleh pohon pelindung atau dibuat atap dari
anyaman bambu Pembibitan disiram dua kali sehari kecuali jika
hujan. Air siraman tidak boleh menggenangi permukaan media.
·
Bibit dipupuk setiap 14 hari sampai berumur 3 bulan dengan ZA
(2 gram/bibit) atau urea (1 gram/bibit) atau NPK (2 gram/bibit).
Pupuk diberikan pada jarak 5 cm melingkari batang kecuali untuk urea
yang diberikan dalam bentuk larutan.
·
Semprotkan setiap 30 hari larutan secara lamat-lamat larutan Bio
P 2000 Z
(pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit + air dengan perbandingan 1 : 1 :
200), di daun dan tanah sekitar batang.
·
Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan
fungisida setiap 8 hari.
5). Pemindahan
Bibit.
Setelah berumur 3
bulan, bibit dalam polybag dipindahkan ke lapangan dan naungan
dikurangi secara bertahap. Bibit yang baik untuk ditanam di
lapangan berumur 4-5 bulan, tinggi 50-60 cm, berdaun 20-45 helai
dengan sedikitnya 4 helai daun tua, diameter batang 8 mm dan sehat.
Dengan jarak tanam 3 x 3 m, kebutuhan bibit untuk satu hektar adalah
1250 batang termasuk untuk penyulaman.
3.2. Penyiapan
Tempat/ Media Penanaman di Lahan.
1).
Penentuan Pola Tanaman
Jarak Tanam:
·
Jarak tanam kakao digunakan adalah 3 x 3 meter sedangkan untuk lahan
dengan kemiringan lebih tajam maka jarak tanam lebih lebar
·
Arah penanaman adalah timur ke barat dan utara ke selatan. Dengan
demikian bentuk pola bujur sangkar.
Pohon pelindung:
·
Tanaman kakao mutlak memerlukan pohon pelindung yang ditanam sebagai
tanaman lorong diantara tanaman-tanaman kakao. Terdapat dua macam
pohon pelindung yaitu:
a)
Pohon
pelindung sementara.
Pohon ini diperlukan untuk melindungi tanaman kakao muda (belum
berproduksi) dari tiupan angin dan sinar matahari. Jenis pohon yang
dapat ditanam adalah pisang (Musa
paradisiaca),
turi (Sesbania
sp.),
Flemingia
congesta atauClotaralia
sp. Pohon ini ditanam 1 bulan sebelum ditanam kakao atau
bersamaan waktunya dengan penanaman kakao. Untuk pohon pelindung dari
pisang usahakan tanaman pisang jangan sampai anakan menjadi banyak,
jumlah pohon yang ada hanya 3 batang. Pohon pelindung sementara
ini harus sudah di hilangkan setelah 4 atau 5 bulan.
b)
Pohon
pelindung tetap.
Pohon ini harus dipertahankan sepanjang hidup tanaman kakao dan
berfungsi sebagai melindungi tanaman kakao yang sudah produktif dari
kerusakan sinar matahari dan menghambat kecepatan angin. Jenis pohon
yang cocok adalah Lamtoro (Leucena
sp.),
Sengon Jawa (Albizia
stipula),
Dadap (Erythrina
sp.)
dan Kelapa (Cocos
nucifera).
Pohon pelindung tetap ditanam dengan jarak tanam 6 x 3 m. Jarak
tanam yang diajurkan adalah 3 X 3 m2 dengan kerapatan pohon
1.100 batang pohon/hektar. Jarak ini sangat ideal karena nantinya
pohon akan membentuk tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan
mudah tumbang.
2).
Penyiapan media penanaman.
Setelah
dipersiapkan letak lobang sesuai dengan desain yang dinginkan
maka langkah selanjutnya
a)
Pembuatan lobang tanam.
Lubang tanam
dibuat 2-3 bulan sebelum tanam dengan ukuran:
·
40 x 40 x 40 cm untuk tanah bertekstur sedang.
·
60 x 60 x 60 cm atau 80 x 80 x 80 cm untuk tanah bertekstur berat
·
30 x 30 x 30 cm untuk tanah bertekstur ringan.
b) 14 hari
sebelum tanam lubang diisi dengan campuran tanah dan pupuk organik
granul /pellet ”bio Alami” 2 kg hingga 3 kg per lobang dan
timbun bersama tanah hingga separuh lobang tertimbun.
a)
Berikan pupuk NPK 300 gram/lubang atau campuran urea 200
gram/lubang dan Sp-36 100 gram/lubang.
b)
Semprotkan larutan pupuk Bio
P 2000 Z (
pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit + air dengan perbandingan 1 : 1
: 200 ). Penyemprotan hanya di lubang tanam, atau:
Campurkan
pupuk Bio
P 2000 Z
ke dalam pupuk organik granul/pellet ”Bio
Alami”
sebagai bahan campuran untuk penutup tanah.
c)
Tutup kembali lubang dengan tanah yang dicampur pupuk organik granul
”Bio Alami” himgga permukaan tanah.
3). Cara
Penanaman
a)
Polybag yang berisi bibit tanaman disayat pada bagian sisi dan bawah,
keluarkan bibit dan media dalam keadaan utuh.
b)
Lubangi lubang tanam yang telah ditutup lagi tersebut selebar
diameter polybag. Letakkan bibit dengan media sejajar dengan tanah.
c) Masukkan
kembali tanah galian dan padatkan tanah di sekeliling bibit.
d) Topang
batang bibit dengan dua potong kayu/bambu.
e) Untuk
mencegah gangguan hewan, tanaman kakao harus diberi pagar pengaman
dari bambu
3.3. Pemeliharaan
Tanaman
1).
Penyulaman
Tanaman yang mati
segera dilakukan penyulaman dengan tanaman baru yang sehat.
Penyulaman dapat dilakukan sampai tanaman berumur 10 tahun.
2).
Penyiangan
Pengendalian
gulma dilakukan dengan membabat tanaman pengganggu sekitar 50 cm dari
pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang
dicampur dengan 500-600 liter air. Penyiangan yang paling aman adalah
dengan cara mencabut tanaman pengganggu.Tujuan
penyiangan/pengendalian gulma adalah untuk mencegah persaingan dalam
penyerapan air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan penyakit serta
gulma yang merambat pada tanaman kakao/kakao.
3).
Pemangkasan
Tujuan
pemangkasan adalah untuk menjaga/pencegahan serangan hama atau
penyakit, membentuk pohon, memelihara tanaman dan untuk memacu
produksi.
a)
Pemangkasan bentuk
1.
Fase muda. Dilakukan pada saat tanaman berumur 8-12 bulan dengan
membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3-4 cabang yang
letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jorquette
(percabangan)
2.
Fase remaja. Dilakukan pada saat tanaman berumur 18-24 bulan dengan
membuang cabang primer sejauh 30-60 cm dari jorquette
b)
Pemangkasan pemeliharaan.
Membuang tunas
yang tidak diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting
yang menyebabkan tanaman terlalu rimbun.
c)
Pemangkasan produksi.
Bertujuan untuk
mendorong tanaman agar memiliki kemampuan berproduksi secara
maksimal. Pemangkasan ini dilakukan untuk mengurangi kelebatan daun.
4). Pemupukan.
Berikut disajikan
jadwal dan dosis penggunaan pupuk Bio P 2000 Z dengan kombinasi pupuk
organisk dibandingkan
dengan penggunaan pupuk an organik saja.
Umur
Tanaman
|
Dosis
Pupuk Kombinasi Bio P 2000 Z dan An Organik
|
||||
|
Bio
P2000Z liter/ ha |
Urea gram/ pohon |
SP36 gram/ pohon |
KCl Gram/ pohon |
Kleserit/
Kies Gram/pohon |
2
bulan |
1
½ liter / ha |
20
gr/phn |
20
gr/phn |
10
gr/phn |
10
gr/phn |
6
bulan |
1
½ liter / ha |
20
gr/phn |
20
gr/phn |
10
gr/phn |
10
gr/phn |
10
bulan |
1
½ liter / ha |
30
gr/phn |
30
gr/phn |
15gr/phn |
15
gr/phn |
14
bulan |
1
½ liter / ha |
30
gr/phn |
30
gr/phn |
15
gr/phn |
15
gr/phn |
18
bulan |
1
½ liter / ha |
50
gr/phn |
60
gr/phn |
30gr/phn |
30
gr/phn |
2
tahun |
1
½ liter / ha |
50
gr/phn |
60
gr/phn |
30
gr/phn |
30
gr/phn |
2
½ tahun |
1
½ liter / ha |
60
gr/phn |
80
gr/phn |
40
gr/phn |
40
gr/phn |
3
tahun |
1
½ liter / ha |
60
gr/phn |
80
gr/phn |
40
gr/phn |
40
gr/phn |
3
½ tahun |
1
½ liter / ha |
60
gr/phn |
80
gr/phn |
40
gr/phn |
40
gr/phn |
4
tahun |
1
½ liter / ha |
80
gr/phn |
100
gr/phn |
50
gr/phn |
50
gr/phn |
4
½ tahun |
1
½ liter / ha |
80
gr/phn |
100
gr/phn |
50
gr/phn |
50
gr/phn |
5
tahun |
1
½ liter / ha |
100
gr/phn |
120
gr/phn |
60
gr/phn |
60
gr/phn |
dst
setiap ½ tahun |
1
½ liter / ha |
100
gr/phn |
120
gr/phn |
60
gr/phn |
60
gr/phn |
Dosis pemupukan
tanaman di atas jika dibandingkan dengan dosis penggunaan pupuk an
organik tanpa pupuk Bio P 2000 Z terdapat selisih penggunan cukup
signifikan. Dosis anjuran tanpa pupuk Bio P 2000 Z adalah sebagai
berikut:
·
Pada bulan ke 2 dosis anjuran Urea 50 gr/phn, SP 36 = 50 gr/ phn, KCl
25 gr/phn. Sehingga terjadi efieisensi urea 30 gr/ phn, SP 36 =
30 gr/ph dan KCl = 15 gr/ph. Dengan jumlah tanaman 1100 pohon/
hektar maka terjadi perbedaan maka terjadi efisiensi urea 33 kg
urea, SP 36 = 33 kg/ha dan KCl 16 kg/ha.
·
Pada tahun ke 2 dibandingkan dengan dosis anjuran bahwa Urea = 120
gr/ phn, SP 36 = 100 gr/phn dan KCl= 70 gr/phn serta kleserit =70
gr/phn. Maka terjadi efisiensi pupuk Urea = 70 gr/phn, SP 36 =
40 gr/phn dan KCl = 30 gr/phn dan kliserit = 30 gr/phn. Dengan
jumlah tanaman 1100pohon per hektar maka. Terjadilah efisiensi
sejumlah Urea = 77 kg/ ha, SP 36 44 kg/ ha, KCl = 33 kg/ha dan
kliserit 33 kg/ha.
Angka tersebut
jika dirupiahkan maka nilainya di atas harga pupuk Bio P 2000 Z
dimana pada tahun 2009 dan 2010 adalah Rp. 120.000,- per
liter.
Pengurangan pupuk
yang cukup dratis ini dikarenakan adanya mikrobia yang ada di
dalam pupuk mempunyai sifat-sifat adalah:
(1)
Bersifat fiksasi atau penambat unsur Nitrogen baik di udara dan
di tanah. Diketahui bahwa Nitrogen di udara mempunyai komposisi 70 %
dari kandungan seluruh unsur di udara. Sehingga pengurangan pupuk
urea dapat mencapai 50 % dari dosis yang dianjurkan.
(2)
Kemampuan mikrobia yang menambat pupuk an organik yang diberikan.
Sehingga pupuk tersebut tidak menguap atau tercuci, unsur hara yang
ada diserap dilindungi dan disediakan pada saat tanaman menyerapnya.
Efisiensi penggunaan pupuk urea dapat mencapai 50 % sedangkan untuk
SP 36 dan KCl dan Kliserit hanya sekitar 30 % saja.
Disamping
kemampuan dalam efisiensi pupuk, maka beberapa keuntungan dengan
menggunakan pupuk Bio P 2000 Z secara garis besarnya adalah sebagai
berkut:
(1)
Kemampuan memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah.
(2)
Kemampuan menetralkan sifat racun dan pH tanah
(3)
Kemampuan merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman. Dan kemampuan
merangsang pertumbuhan generatif, sehingga buah lebat dan bagus.
(4)
Ketahanan internal lebih baik dari serangan hama dan penyakit.
Cara Pemupukan
Menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z dan pupuk organik cair
Phosmit.
Bio P 2000 Z
adalah pupuk hayati dan pupuk organik cair Phosmit. Cara
penggunaannya dapat dilakukan dengan 2 cara.
Menggunakan
Phosmit.
Phosmit yang
mengandung berbagai hormon tanaman, unsur-unsur mikro, dan pupuk
organik cair lengkap yang berfungsi sebagai pasangan dari pupuk Bio
P2000 Z.
Dilakukan
pencampuran antara pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit + air dengan
perbandingan 1 : 1 : 200.
Untuk 1 ha lahan
digunakan digunakan Bio P 2000 Z 1 ½ liter + Phosmit1 ½ liter dan
air 300 liter untuk satu kali aplikasi.
5).
Penyiraman
Penyiraman
tanaman kakao yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan berpohon
pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan
menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon
kakao dilakukan pada tanaman muda terutama tanaman yang tak diberi
pohon pelindung.
6).
Penyemprotan Pestisida
Walaupun terdapat
ketahanan internal dari pupuk Bio P 2000 Z, pada kondisi tertentu
tanaman juga terkena hama dan penyakit. Hal ini sama dengan kondisi
manusia walaupun telah diupayakan sehat, namun tetap tidak luput
terkena penyakit.
Penyemprotan
pestisida dilakukan dengan dua tahapan, pertama bersifat untuk
pencegahan sebelum diketahui ada hama yang benar-benar menyerang.
Kadar dan jenis pestisida disesuaikan. Penyemprotan tahapan
kedua adalah usaha pemberantasan hama, selain jenis juga
kadarnya ditingkatkan. Misal untuk pemberantasan digunakan
insektisida berbahan aktif seperti Dekametrin (Decis 2,5 EC),
Sihalotrin (Matador 25 EC), Sipermetrin (Cymbush 5 EC), Metomil
Nudrin 24 WSC/Lannate 20 L) dan Fenitron (Karbation 50 EC).
3.7.
Penyerbukan Buatan
Dari bunga yang
muncul hanya 5% yang akan menjadi buah, peningkatan persentase
pembuahan dapat dilakukan dengan penyerbukan buatan. Bagian
bunga yang mekar digosok denga bunga jantan yang telah dipetik
sebelumnya, kemudian bunga ditutup dengan sungkup.
3.8.
Rehabilitasi Tanaman Dewasa
Tanaman dewasa
yang produktivitasnya mulai menurun tidak diremajakan (ditebang untuk
diganti tanaman baru), tetapi direhabilitasi dengan cara okulasi
tanaman dewasa dan sambung samping tanaman dewasa. Cara yang
kedua lebih unggul karena peremajaan dapat dilakukan dalam waktu yang
lebih singkat, murah dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan
sambungan) diambil dari kebun entres atau produksi yang telah
diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau kekakaoan atau kakao,
diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm. Sambungan dapat dibuka
setelah 3-4 minggu.
3.4. Hama
dan Penyakit
Hama dan penyakit
ditangani sesuai dengan serangan yang ada. Sistem pengendalian hama
terpadu diterapkan untuk menlindungi seluruh ekosistem yang ada.
3.5.
Panen
Ciri dan Umur
Panen
Buah kakao/kakao
bisa dipenen apabila perubahan warna kulit dan setelah fase
pembuahan sampai menjadi buah dan matang ± usia 5 bulan. Ciri-ciri
buah akan dipanen adalah warna kuning pada alur buah; warna kuning
pada alur buah dan punggung alur buah; warna kuning pada seluruh
permukaan buah dan warna kuning tua pada seluruh permukaan
buah. Kakao masak pohon dicirikan dengan perubahan warna
buah:a) Warna buah sebelum masak hijau, setelah masak
alur buah menjadi kuning. b) Warna buah sebelum masak
merah tua, warna buah setelah masak merah muda, jingga, kuning. Buah
akan masak pada waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di
dataran tinggi) setelah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada
buah yang tepat masak. Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga
hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah yang terlalu
masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan aroma
berkurang.
2). Cara Panen
Untuk memanen
kakao digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau disambung
dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai batang yang
ditumbuhi buah. Pemetikan kakao hendaknya dilakukan hanya dengan
memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang yang ditumbuhi buah..
3).
Periode Panen
Panen dilakukan
7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai batang/cabang yang
ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh labi di tempat
tersebut pada periode berbunga selanjutnya.
4).
Prakiraan Produksi
Tanaman kakao
mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per hektar
dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao kering.